Sebagai manusia, tentunya kita memiliki hati nurani dan pikirian. Akan sangat membebani sekali jikalau kita menyakiti hati orang lain, apalagi bila sampai menghilangkan nyawa orang lain. Namun, berbeda halnya dengan lelaki satu ini, Muhammad Saad al-Beshi. Telah terbiasa memancung warga di negerinya Saudi Arabia sejak 1998.
Profil Muhammad Saad al-Beshi
Profil Muhammad Saad al-Beshi
Muhammad Saad al-Besh has been an executioner for the government of Saudi Arabia since 1998. He is of Black African origin. He has been described as "Saudi Arabia's leading executioner"
Al-Beshi performs executions by decapitation, using a sword, and occasionally uses a firearm. Al-Beshi also performs amputations of limbs when required under Saudi Arabia's sharia law.
Beshi is married and is the father of seven children.
YANG ARTINYA:
Muhammad Saad al-Besh adalah algojo bagi pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1998. Dia berasal dari Afrika Hitam. Dia telah digambarkan sebagai "algojo terkemuka Arab Saudi".
Al-Beshi melakukan eksekusi dengan pemenggalan kepala, menggunakan pedang, dan kadang-kadang menggunakan senjata api. Al-Beshi juga melakukan amputasi anggota badan ketika diperlukan di bawah hukum syariah di Arab Saudi.
Beshi sudah menikah dan adalah ayah dari tujuh anak.
:)
Dia lah yang mengeksekusi Ruyati, TKI dari Indonesia. Masalah hukum di Arab, memang masih menggunakan hukuman penggal atau sering disebut oleh mereka, Qisas. Dan Beshi lah yang dijadikan sebagai algojonya.
KESAN BESHI SAAT PERTAMA MENGEKSEKUSI
Beshi, seorang eksekutor hukuman qisas mengakui sempat gugup
pada saat pertama kali menjalankan tugas yang ia anggap mulia tersebut. Rasa takut bercampur dengan cemas karena disaksikan banyak 'penonton'.
Sebuah balada hidup jagal qisas yang terungkap ke publik adalah kisah Muhammad Saad al-Beshi. Di Arab Saudi, nama Beshi cukup terkenal. Maklum saja, pria yang kini berusia sekitar 50 tahun ini merupakan seorang eksekutor andal yang dipekerjakan secara khusus oleh pemerintah Arab Saudi. Beshi, yang direkrut jadi eksekutor sejak 1998, mengaku bangga dengan pekerjaannya itu.
Bukan hal yang menakutkan baginya meski harus menjalankan perintah memenggal kepala para terpidana mati, tak terkecuali wanita. Padahal secara pribadi, al-Beshi merupakan pribadi antikekerasan terhadap perempuan. “Saya memang menentang kekerasan terhadap perempuan. Namun, jika semua perintah (pemenggalan) datangnya dari Tuhan, saya harus melaksanakannya.
Saya bangga bisa melakukan pekerjaan untuk Tuhan,” ujar Beshi seperti dikutip harian Arab News.
Berdasarkan hukum Islam yang berlaku di Arab Saudi, hukuman mati pantas diberlakukan untuk seorang pembunuh, pemerkosa, penyelundup narkoba, perampokan bersenjata dan pengguna narkoba.
Berdasarkan hukum Islam yang berlaku di Arab Saudi, hukuman mati pantas diberlakukan untuk seorang pembunuh, pemerkosa, penyelundup narkoba, perampokan bersenjata dan pengguna narkoba.
0 komentar:
Posting Komentar
Say something please...