Selasa, 09 Februari 2016

Kecambah cinta

Diposting oleh Pebri Haloho di 15.38
Kisah ini adalah kisah yang paling membuat galau segalau-galaunya. Berlebihan mungkin bagi sebagian orang, tapi bagi mereka yang meraskan, hal ini bisa mengubah kehidupan mereka selamanya. Kisah apa? Ya apa lagi kalau bukan soal cinta.

Entah mengapa, kisah ini sangat menarik untuk diceritakan dan semua orang pasti punya peristiwa cinta yang berbeda, walaupun umur mereka sama, alamat mereka sama, tanggal lahir mereka sama, zodiak mereka sama, shio mereka sama, tapi tidak pernah sama kisah cintanya. 

Seperti itu pula aku. Aku bukan orang yang spesial, darimanapun dilihat tidak ada yang mencolok ataupun yang bisa diandalkan dari diriku. Tapi aku menginginkan cinta yang sempurna. Cinta yang tanpa air mata, cinta yang memberikan kekuatan, cinta yang penuh belas kasih, cinta yang menerima aku apa adanya, cinta yang saling membutuhkan, cinta yang hidup selamanya di hati meskipun raga sudah tidak tersentuh lagi. Aku mungkin terlalu perfeksionis. Tanpa melihat siapa diriku. Aku sudah tidak tahu diri. Tolong sadarkan aku.

Kali ini, aku mencintai seseorang yang tidak pernah ku kenal sebelumnya. Tidak pernah sekalipun aku berpikir bahwa aku akan jatuh cinta pada dirinya. Sebelumnya aku juga pernah pacaran. Dan memang butuh waktu yang lama untuk mulai mencintai pasanganku. Untuk itu aku tidak terlalu heran karena aku sudah mengalami peristiwa ini sebelumnya, aku tidak ambil pusing karena aku terlalu lama menyadari kalau aku sayang pada seseorang.


Namun, terkadang aku suka berubah pikiran. Layaknya kacang yang baru berkecambah, cinta bagiku juga sangat rapuh, tidak bisa sembarangan merawatnya. Butuh perawatan ekstra setiap hari supaya kokoh. Butuh waktu yang lama untuk menjadi tanaman sempurna. Cintaku tidak seperti tanaman lain yang mampu bertahan meski air sangat sedikit, atau saat hujan deras datang, banjir, atau panas terik. Kecambah cintaku akan tetap dorman selama tidak ada air, akan membusuk ketika terlalu banyak air, akan layu dan mati akhirnya jika kekeringan, akan tersapu air jika hujan deras datang.

Ketika perselisihan datang, aku selalu tidak bisa mentoleransi kesalahan pasangan.  Bahkan sedikit kata-kata kasar darinya yang menusuk ke dasar hatiku akan terbayang selalu di kepalaku, sehingga aku selalu membencinya. Cintaku layu, bagai kecambah yang dicabut dari sumber nutrisinya, dicampakkan ke padang gurun yang minim air dan disinari matahari lebih lama dibanding biasanya. Hampir mati, tapi tidak. Tersiksa. Dilain sisi aku akan memantapkan hatiku untuk mencintainya, mencoba mempertahankan keberadaannya disisiku, tapi pikiranku selalu tidak bisa melupakan perlakuan yang tidak mengenakkan bagiku. Emosiku memuncak, sehingga sering kali aku menangis tersedu-sedu di kamarku sendirian ketika mengingat kejahatan pasanganku. Bodoh mungkin kedengarannya, tapi begitulah aku.

Aku bukan tipe orang yang suka memaafkan, kadang ketika perselisihan datang karena kesalahankupun, aku enggan meminta maaf terlebih dahulu kepada pasanganku. Aku ini orang yang sangat egois. Aku tahu itu dan aku paham betul sifat egoisku tidak baik. Tapi egois mungkin sudah menjadi nama tengah bagiku, sehingga sangat susah untuk mengubahnya. 

Tidak jarang, aku memutuskan hubunganku sebelumnya dengan mantan kekasihku hanya karena perselisihan yang aku sendiri penyebabnya. Kisah cintaku kandas begitu saja, mungkin karena kecambah cintaku belum berkembang, sehingga kata-kata kasar atau perilaku yang tidak kusenangi akan menjadi sumber pertengkaran. Aku bukan tipe perempuan yang cemburuan, bukan juga tipe perempuan yang perhatian. Aku sangat jauh dari kesan romantis, sehingga ketika pasanganku ingin menciumkupun aku menolak. Kalau dia memaksa, akan menjadi akhir kisah cinta kami berdua.


Karena sifatku yang acuh tak acuh, egois, terkesan tidak cinta pada pasanganku. Sebenarnya aku sayang, hanya saja aku tidak bisa meluapkan perasaan itu seperti perempuan lainnya. Dalam kamusku pacaran itu hanya sebatas teman lelaki yang paling dekat, yang bisa diajak tukar pikiran, yang bisa menentramkan hati dan pikiran kalau ada masalah, yang bisa diajak kerja sama. Bukan yang bisa kecup pipi kiri kecup pipi kanan tiap ketemuan, bukan juga yang bisa meluk-meluk dijalan biar semua orang pada ngeliatin, bukan juga yang bisa diajak berhubungan suami isteri dengan mengatasnamakan keseriusan dan komitmen untuk saling mencintai.

Permasalahan yang sering muncul akibat sifat introvertku itu adalah kekasihku sering kali curiga kepada teman lelakiku yang lainnya. Kekasihku menuduh aku suka pada laki-laki lain, mencemoohku dengan kata kasar seperti aku ini adalah perempuan yang tidak punya pendirian, yang mau diajak jalan dengan laki-laki mana saja, menyinggung perasaanku secara tidak langsung dengan perkataannya. Alasan apapun yang aku lontarkan, yang sejujur-jujurnyapun tidak diterima, maka aku terpaksa mundur. Aku tidak suka jika tidak dipercaya. Meskipun banyak kelemahan dan kekuranganku, aku tidak pernah berkhianat dalam masalah percintaan. Yang ku bisa adalah ikhlas. Ikhlas menerima kalau pasanganku ternyata berpikiran pendek terhadapku, iklas karena perasaanku terpaksa harus aku buang perlahan-lahan, iklhas tersakiti dan harus kuat demi diriku sendiri. Ku biarkan kecambah cinta yang sudah mulai tumbuh terlantar begitu saja.


- FIN -

0 komentar:

Posting Komentar

Say something please...

 

BLOG MISS PEBRI Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea